Hilangnya Pria Ngaku Kuncen Hingga Tasbih Berlian Didapat Seorang Nenek di Gunung Jati

Makam Keramat Gunung Jati, Desa Utama, Kabupaten Ciamis, Jabar. (foto: dok nitnotmedia)

nitnotmedia – Berziarah ke makam-makam keramat yang dianggap suci merupakan fenomena sejarah keagamaan sejak dahulu.

Saat ini masih banyak orang yang percaya mengunjungi makam bisa mendapatkan keberkahan. Mulai dari minta rezeki hingga mencari kesaktian.

Mereka kebanyakan datang ke makam keramat, karena ada maksud tertentu. Seperti minta rejeki, hingga naik jabatan.

Meskipun kuburan atau makam itu dianggap sebagai benda mati, namun ia salah satu representasi dari fenomena sosial budaya pada kalangan masyarakat muslim dari dulu hingga sekarang.

Kuburan atau makam para Kyai, Alim Ulama, para Habaib bahkan para wali telah dimaknai sebagai mediator antara manusia dengan Tuhan dengan cara bertawassul.

Bca Juga :  Ahli Firasat Wirang Birawa Sebut Belum Bertemu Okie Agustina Sejak Ramalannya Terbukti

Tawassul sendiri adalah cara untuk memanfaatkan mediator tersebut. Secara teoritis, Islam memang menegaskan adanya mediator/wasilah antara manusia dengan Tuhan, tapi pengkultusan terhadap makam-makam keramat tersebut mengindikasikan bahwa telah terjadi perbedaan antara teori dan prakteknya.

Namun Kuncen atau juru kunci makam gunung jati yang berlokasi di desa utama, kecamatan Cijeunjing, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, selaku orang yang diberi amanah mengurus makam keramat di gunung jati ini selalu mengingatkan agar peziarah untuk tetap berniat ziarah untuk mendoakan para leluhur atau karuhun saja.

Bca Juga :  Misteri Suster Bule dan Bangsal 13 di Rumah Sakit Dustira Cimahi

‘Abdi teh lillahitaallah saja, rezeki Allah yang lasih, kita cukup mendoakan karuhun/leluhur,’ katanya beberapa waktu lalu.

Menurut abah Toing selaku orang yang dipercaya mengurus makam keramat gunung jati, hanya Tuhan lah yang memberikan rezeki. Namun demikian ia berpesan, mendoakan yang yang telah meninggal merupakan sesuatu yang diajarkan agama agar terhindar dari syirik.

Bahkan ditempat itu pula seorang nenek mendapatkan tasbih berlian dibalut emas dan emas batangan seberat 200gr.

Tak hanya itu, seorang pria yang kerap melakukan ritual disana dinyatakan hilang sampai saat ini dan hanya sarung, peci yang dikenakan tertinggal. Menurut cerita pria bernama Herman itu diketahui mengaku dirinya adalah kuncen makam gunung jati.

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *